Skip to content
Dewi Hastuty Sjarief
Dewi Hastuty Sjarief
  • Tentang
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Saya
  • Disclaimer
Dewi Hastuty Sjarief
 

Panggung Solilokui dan Upacara Kecemasan

Dewi Hastuty Sjarief

Pada panggung solilokui ia kabarkan upacara kecemasan.

Tentang lakon orang-orang beradab yang menggelisahkan fatwa sambil menghujat pabrik-pabrik sarjana titipan neoliberalis.

Apa arti kemerdekaan bagimu, tuan?

Ini kali kecemasan dilipatgandakan.
Dititip di rahim pewarta digaungkan di belahan paling diam sebuah kampung, seumpama api dalam sekam.
Bara kelasahnya mengakar hingga ke ubun.
Membakar isi kepala, menyisakan gerutu.

Kebenaran telah jadi abu.

Besok lusa ia kibarkan panji
Bernorma kebebasan tanpa marka
Mengiasi mulutnya dengan cibiran
Berkabar tentang kesalehan luar biasa
Dari tuan yang mengatasnamakan Tuhan.

Apa benar kebebasan adalah kemerdekaan, tuan?

Karena itu panggung dan ini lakon bisakah kita tutup layarnya dan segera bertepuk tangan?

Dewi Mudijiwa, 2015.

5/5

Dewi Hastuty Sjarief (DHS) adalah penulis puisi, pekerja seni dan aktifis perempuan Islam di Makassar. Karya puisinya termaktub dalam buku “9 Pengakuan; Seuntai kidung Mahila” (2011) diterbitkan oleh Komunitas Mahila, kumpulan puisi “Wasiat Cinta” (2013) dan kumpulan puisi perempuan Indonesia Timur: ”Isis dan Musim-musim” (2014) diterbitkan Mimbar Penyair Makassar. Baca profil DHS lebih lengkap di sini.

PUISI LAINNYA

  • Lakon Dua ZamanLakon Dua Zaman
  • Memori RobustaMemori Robusta
  • Puisi Ruang TungguPuisi Ruang Tunggu
  • Panggung Solilokui dan Upacara KecemasanPanggung Solilokui dan Upacara Kecemasan
  • Laki, Dara dan BenderaLaki, Dara dan Bendera
©2025 Dewi Hastuty Sjarief