Skip to content
Dewi Hastuty Sjarief
Dewi Hastuty Sjarief
  • Tentang
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Saya
  • Disclaimer
Dewi Hastuty Sjarief
 

Kontras

Dewi Hastuty Sjarief

Sebab matamu matahari, jantungku gagal menggigil dan kata-kata itu menjelma gelas yg pecah di bibir hatiku. Kau tentu tahu betapa ribut ide-ide itu meruntuhkan jeruji; di sini, di kepalaku.

Sebab jiwamu salju, hatiku membuncah bara dan kata-kata itu meringkuk bersama aksara yg dingin di bibirku. Kau tak pernah tahu betapa sepi lafaz ujarku membangun mimpi; di sini, di ucapanku.

Sebab lakumu sekaku jemariku, pikiranku lincah berkelit-kelana dan kata-kata itu menari menjelma petaka pada tubuhmu, Kau tak pernah kira, betapa perih lekuk sarira menikam cinta; di sini, di amigdala.

Biringkanaya, Maret 2022.
Pugar aksara, 29 September 2022.

______________
Catatan:
Sarira = badan, tubuh
Amigdala = bagian dalam anatomi otak yang berkaitan dengan proses emosi, perilaku dan memori.

5/5

Dewi Hastuty Sjarief (DHS) adalah penulis puisi, pekerja seni dan aktifis perempuan Islam di Makassar. Karya puisinya termaktub dalam buku “9 Pengakuan; Seuntai kidung Mahila” (2011) diterbitkan oleh Komunitas Mahila, kumpulan puisi “Wasiat Cinta” (2013) dan kumpulan puisi perempuan Indonesia Timur: ”Isis dan Musim-musim” (2014) diterbitkan Mimbar Penyair Makassar. Baca profil DHS lebih lengkap di sini.

PUISI LAINNYA

  • Episode PerempuanEpisode Perempuan
  • Lakon Dua ZamanLakon Dua Zaman
  • Obituari di JanuariObituari di Januari
  • Cerita tentang Negara, Februari dan Onomatope MelankoliaCerita tentang Negara, Februari dan Onomatope Melankolia
  • KontrasKontras
©2025 Dewi Hastuty Sjarief