Panggung Solilokui dan Upacara Kecemasan Dewi Hastuty SjariefPada panggung solilokui ia kabarkan upacara kecemasan.Tentang lakon orang-orang beradab yang menggelisahkan fatwa sambil menghujat pabrik-pabrik sarjana titipan neoliberalis.Apa arti kemerdekaan bagimu, tuan?Ini kali kecemasan dilipatgandakan. Dititip di rahim pewarta digaungkan di belahan paling diam sebuah kampung, seumpama api dalam sekam. Bara kelasahnya mengakar hingga ke ubun. Membakar isi kepala, menyisakan gerutu.Kebenaran telah jadi abu.Besok lusa ia kibarkan panji Bernorma kebebasan tanpa marka Mengiasi mulutnya dengan cibiran Berkabar tentang kesalehan luar biasa Dari tuan yang mengatasnamakan Tuhan.Apa benar kebebasan adalah kemerdekaan, tuan?Karena itu panggung dan ini lakon bisakah kita tutup layarnya dan segera bertepuk tangan?Dewi Mudijiwa, 2015. 5/5Dewi Hastuty Sjarief (DHS) adalah penulis puisi, pekerja seni dan aktifis perempuan Islam di Makassar. Karya puisinya termaktub dalam buku “9 Pengakuan; Seuntai kidung Mahila” (2011) diterbitkan oleh Komunitas Mahila, kumpulan puisi “Wasiat Cinta” (2013) dan kumpulan puisi perempuan Indonesia Timur: ”Isis dan Musim-musim” (2014) diterbitkan Mimbar Penyair Makassar. Baca profil DHS lebih lengkap di sini.