Kontras Dewi Hastuty SjariefSebab matamu matahari, jantungku gagal menggigil dan kata-kata itu menjelma gelas yg pecah di bibir hatiku. Kau tentu tahu betapa ribut ide-ide itu meruntuhkan jeruji; di sini, di kepalaku.Sebab jiwamu salju, hatiku membuncah bara dan kata-kata itu meringkuk bersama aksara yg dingin di bibirku. Kau tak pernah tahu betapa sepi lafaz ujarku membangun mimpi; di sini, di ucapanku.Sebab lakumu sekaku jemariku, pikiranku lincah berkelit-kelana dan kata-kata itu menari menjelma petaka pada tubuhmu, Kau tak pernah kira, betapa perih lekuk sarira menikam cinta; di sini, di amigdala.Biringkanaya, Maret 2022. Pugar aksara, 29 September 2022.______________ Catatan: Sarira = badan, tubuh Amigdala = bagian dalam anatomi otak yang berkaitan dengan proses emosi, perilaku dan memori. 5/5Dewi Hastuty Sjarief (DHS) adalah penulis puisi, pekerja seni dan aktifis perempuan Islam di Makassar. Karya puisinya termaktub dalam buku “9 Pengakuan; Seuntai kidung Mahila” (2011) diterbitkan oleh Komunitas Mahila, kumpulan puisi “Wasiat Cinta” (2013) dan kumpulan puisi perempuan Indonesia Timur: ”Isis dan Musim-musim” (2014) diterbitkan Mimbar Penyair Makassar. Baca profil DHS lebih lengkap di sini.