Cerita tentang Negara, Februari dan Onomatope Melankolia Dewi Hastuty SjariefDersik dedaun selepas hujan di teras depan rumah, adalah onomatope paling melankolia di Februari yang pernah terjejak. ; sembari menyapih sangka-sangka tentang negara yang mungkin “ada apanya”. nikmati hidup, menjawab satu demi satu belantara tanya. “itu sepihak! kata tersangka korup yang nikmat” pihak yang lain memburu metafora tentang bukan. tapi media seringkali beradu sangka juga sanggah yang retorik sementara negara purapura amnesia.warga lebih suka sinema eletronik yang dengan sesuka bisa dibantah. pemain boleh ganti bila rating tak cukupi modal.lalu, anak-anak kehilangan memori tentang merah putih dan serunya menghormati bendera. tak ada 10 pemuda ala Soekarno, 10 yang lain beradu gerak di layar perak.memang tak cukup dengan senyuman dan kibasan tangan tanda tak setuju, sebab pembiaran konteks hampir sama dosanya.8 Februari 2012. Dewi Mudijiwa (DHS) 5/5Dewi Hastuty Sjarief (DHS) adalah penulis puisi, pekerja seni dan aktifis perempuan Islam di Makassar. Karya puisinya termaktub dalam buku “9 Pengakuan; Seuntai kidung Mahila” (2011) diterbitkan oleh Komunitas Mahila, kumpulan puisi “Wasiat Cinta” (2013) dan kumpulan puisi perempuan Indonesia Timur: ”Isis dan Musim-musim” (2014) diterbitkan Mimbar Penyair Makassar. Baca profil DHS lebih lengkap di sini.